Foto bersama setelah Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2023

Foto bersama setelah Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila pada hari Ahad, 1 Oktober 2023 di UPT SD Negeri Sumberjo.

Guru UPT SD Negeri Sumberjo

Foto Bersama Guru-guru UPT SD Negeri Sumberjo Sutojayan Blitar.

Kepala UPT SD Negeri Sumberjo saat upacara bendera

Kepala UPT SD Negeri Sumberjo, Bapak Rudi Hartono, S.Pd saat membacakan teks naskah Proklamasi dalam Upacara Bendera.

Kepala UPT SD Negeri Sumberjo menyerahkan hadiah pemenang lomba

Bapak Rudi Hartono, S.Pd saat Kepala UPT SD Negeri Sumberjo menyerahkan hadiah pemenang lomba pada acara Maulid Nabi Muhammad saw.

RUDI HARTONO, S.Pd

Bapak Rudi Hartono, S.Pd Kepala UPT SD Negeri Sumberjo Sutojayan Blitar.

Tampilkan postingan dengan label Artikel Agama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel Agama. Tampilkan semua postingan

Jumat, 14 Juni 2024

Keutamaan Puasa Dzulhijjah, Waktu, dan Niatnya

Keutamaan Puasa Dzulhijjah, Waktu, dan Niatnya



WWW.SDNSUMBERJO.SCH.IDDZULHIJJAH tidak hanya identik dengan hari raya kurban dan ibadah haji. Dilansir NU Online, memasuki sepuluh hari pertama bulan tersebut, dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, seperti perbanyak dzikir, sedekah, baca Al-Qur’an, dan berbagai macam amalan sunnah lainnya. Termasuk di antaranya adalah puasa sunnah pada tanggal satu sampai sembilan Dzulhijjah. 

 
Rasulullah ﷺ bersabda:
 
   مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ هٰذِهِ الأَيَّامِ. يَعْنِيْ أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللهِ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللّٰهِ قَالَ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللّٰهِ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ
 
Artinya: “Tidak ada hari di mana amal saleh padanya lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yakni 10 hari pertama Dzulhijjah. Para sahabat bertanya: ‘Tidak juga dari jihad fi sabilillah?’ Beliau menjawab: ‘Jihad fi sabilillah juga tidak, kecuali seseorang yang keluar dengan diri dan hartanya lalu ia tidak kembali dengan satu pun dari keduanya.”   
 
Hadits ini mengungkapkan anjuran untuk memperbanyak amal ibadah pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah, amal ibadah apa saja. Seperti membaca Al-Qur’an, berdzikir, bertasbih, bersilaturahim, dan berpuasa. 
 
Ibnu Hajar (w. 1449 M) dalam Fath al-Bârî menjelaskan, keistimewaan sepuluh hari pertama tersebut disebabkan pada hari itu terkumpul ibadah-ibadah utama, yaitu shalat, puasa, sedekah, dan haji. Sesuatu yang tidak ditemukan di bulan lain (Ibnu Hajar, Fath al-Bârî, juz 3, h. 390). 
 
Lebih tegas lagi, Syekh Zakaria al-Anshari (w. 1520 M) dalam Asnâ al-Mathâlib menjelaskan, pada tanggal satu sampai sembilan Dzulhijjah, disunnahkan untuk berpuasa. Untuk tanggal satu sampai tujuh disunnahkan bagi orang yang sedang menunaikan ibadah haji ataupun tidak, sementara tanggal delapan (Hari Tarwiyah) dan sembilannya (Hari Arafah), hanya disunnahkan bagi yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji.   
 
Berpuasa bagi yang sedang menunaikan ibadah haji pada tanggal delapan dan sembilan Dzulhijjah hukumnya khilâful aulâ (menyalahi yang lebih utama), bahkan makruh menurut Imam An-Nawawi. Alasannya, lanjut Al-Anshari, mereka lebih dianjuran untuk memperbanyak berdoa pada hari tersebut, sekalipun andaikan mereka kuat untuk berpuasa. Demikian karena dalam rangka mengikuti sunnah Nabi ﷺ (ittibâ’). (Asnâ al-Mathâlib Syarhu Raudhah al-Thâlib).   
 
Keutamaan Puasa Dzulhijjah 
Sebagai salah satu bulan yang dimuliakan (asyhur al-hurum), Dzulhijjah memiliki beberapa keutamaan dibanding bulan lainnya. Oleh karena itu, berpuasa pada sembilan hari pertama bulan tersebut juga memiliki keutamaan tersendiri. Berikut adalah beberapa di antaranya:   
 
1. Dilipatgandakan pahala 
Pahala ibadah pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah mendapatkan pelipatan pahala dibanding ibadah di bulan lainnya. 
Rasulullah ﷺ bersabda:

 
   مَا مِنْ أَيَّامٍ أَحَبَّ إِلَى اللّٰهِ أَنْ يُتَعَبَّدَ لَهُ فِيْهَا مِنْ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ يَعْدِلُ صِيَامُ كُلِّ يَوْمٍ مِنْهَا بِصِيَامِ سَنَةٍ وَقِيَامُ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْهَا بِقِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
 
Artinya: “Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan satu tahun berpuasa, satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat pada malam lailatul qadar.” (HR At-Tirmidzi)
 
Maksud dari sebanding dengan satu tahun puasa pada hadits di atas adalah satu tahun puasa sunnah, bukan puasa Ramadhan (Mula al-Qari’, Mirqâh al-Mafâtîh, juz 3, h. 520).   
 
2. Penghapusan dosa 
Berpuasa pada 9 Dzulhijjah (Hari Arafah) dapat menghapus dosa selama dua tahun. 
Rasulullah ﷺ bersabda:
 
   صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِيْ قَبْلَهُ
 
Artinya: “Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim)
 
Menurut mayoritas ulama, dosa-dosa yang dihapus sebab puasa Arafah adalah dosa kecil (An-Nawawi, Syarah Muslim, juz 3, h. 113).   
 
3. Hari pembebasan dari siksa neraka 
Termasuk keutamaan Hari Arafah adalah Allah lebih banyak membebaskan hamba-Nya dari api neraka pada hari ini dibanding hari-hari lainnya. 
 
Rasulullah ﷺ bersabda:

 
   مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ: مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ؟ 
 
Artinya: "Tidak ada hari di mana Allah membebaskan hamba dari neraka lebih banyak daripada Hari Arafah, dan sungguh Dia mendekat lalu membanggakan mereka di depan para malaikat dan berkata: ‘Apa yang mereka inginkan?." (HR Muslim)   
 
Waktu Puasa Sunnah Dzulhijjah 
Waktu pelaksanaan puasa sunnah Dzulhijjah adalah pada tanggal satu sampai sembilan Dzulhijjah. Khusus tanggal delapan dinamakan puasa Tarwiyah dan tanggal sembilan dinamakan puasa Arafah. Untuk durasinya, sama seperti puasa pada umumnya, yaitu dari mulai terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Selama durasi tersebut ia mesti mencegah dari hal-hal yang membatalkan puasa sebagaimana puasa-puasa lain.   
 
Bagi orang yang memiliki utang puasa Ramadhan, diperbolehkan untuk mengqadhanya bersamaan puasa sunnah Dzulhijjah. Bahkan, menurut Sayyid Bakri Syatha (w. 1892 M.) dengan mengutip fatwa Al-Barizi menjelaskan, andaikan puasanya hanya niat qadha, maka mendapat pahala keduanya. Misalnya bertepatan Hari Arafah seseorang melakukan puasa qadha Ramadhan dengan niat qadhanya saja, secara otomatis juga memperoleh kesunnahan puasa Arafah (Sayid Bakri, Hâsyiyah I’ânah at-Thaâlibîn, juz 2, h. 224).   
 
Niat Puasa Sunnah Dzulhijjah 
Sebagaimana puasa pada umumnya, waktu niat puasa Dzulhijjah adalah pada malam hari, yakni sejak terbenamnya matahari sampai terbit fajar. Berikut adalah lafal niatnya:   
 
1. Niat puasa dari tanggal 1 sampai 7 Dzulhijjah 
 
  نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى 
 
Nawaitu shauma syahri dzil hijjah sunnatan lillâhi ta‘âlâ.   
 
Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah ta’âlâ.”   
 
2. Niat pada pada 8 Dzulhijjah (Hari Tarwiyah)
 
   نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى 
 
Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillâhi ta‘âlâ.   
 
Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah ta’âlâ.”   
 
3. Niat puasa pada 9 Dzulhijjah (Hari Arafah)
 
   نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى 
 
Nawaitu shauma arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ.   
 
Artinya: “Saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah ta’âlâ.”   
 
Hanya, karena puasa Dziulhijjah merupakan puasa sunnah, maka bagi orang yang lupa niat pada malam hari, boleh niat siang harinya, yakni dari pagi hari sampai sebelum tergelincirnya matahari (waktu Dzuhur), selagi ia belum melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa. Berikut adalah lafal niat ketika siang hari:  
 
1. Niat puasa dari tanggal 1 sampai 7 Dzulhijjah
 
   نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى 
 
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i syahri dzil hijjah sunnatan lillâhi ta’âlâ.   

 
Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah hari ini karena Allah ta’âlâ.” 
 
2. Niat pada pada 8 Dzulhijjah (Hari Tarwiyah)

 
   نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى 
 
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i tarwiyata sunnatan lillâhi ta’âlâ.   
 
Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tarwiyah hari ini karena Allah ta’âlâ.”   
 
3. Niat puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah (Hari Arafah)
 
   نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِعَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى 

 
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ.   
 
Artinya: “Saya niat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah ta’âlâ.”   
Wallâhu a’lam.   


 
 
Muhamad AbrorPengasuh Madrasah Baca Kitab, Alumnus Pesantren Khas Kempek, Cirebon

Sumber: https://banten.nu.or.id/keislaman/keutamaan-puasa-dzulhijjah-waktu-dan-niatnya-L962g
Share:

Senin, 25 September 2023

PROGAM SEKOLAH SAK NGAJINE

Kegiatan Sekolah Sak Ngajine di UPT SD Negeri Sumberjo



Bupati Blitar mengeluarkan surat edaran (SE) program Sekolah Sak Ngajine bernomor B/420/1122/409.10.3/2022. Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Blitar menyebut program sudah ada sejak lama. Namun, diusulkan dan dituangkan dalam SE.
"Sudah ada (program sekolah sak ngajine). Sejak tahun 2010 - 2011 sudah dilaksanakan," ujar Kepala Disdik Kabupaten Blitar, Luhur Sejati saat ditemui detikJatim pada Selasa (16/8/2022).


Kegiatan Shokat Berjamaah'

Luhur mengatakan program sekolah sak ngajine sudah ada sejak lama. Pihaknya hanya meneruskan program yang sebelumnya sudah ada. Kemudian, dimantapkan dan disempurnakan dalam SE Bupati.

"Sekarang kita aktifkan lagi. Untuk lebih mantap lagi dengan adanya SE Bupati. Dari TK, SD, SMP untuk semua agama," jelasnya.

Hal serupa juga disampaikan oleh Kabid SMP Disdik Kabupaten Blitar, Kusnawati. Menurutnya, program sekolah beserta ngaji itu adalah program yang sudah dilakukan sejak lama diseluruh lembaga sekolah.

Baik pada jenjang TK, SD dan SMP. Dalam program itu tidak hanya fokus pada satu agama saja, tetap seluruh agama yang dianut oleh masing-masing siswa.

"Sekolah sak ngajine hanya istilah atau nama program. Di situ bukan ngaji dalam satu agama saja, tapi semua agama. Intinya sama memfasilitasi anak didik dengan agamanya masing-masing," terangnya.

Kusna menjelaskan tujuan utama dari program Sekolah Sak Ngajine adalah untuk meningkatkan akhlak dan moral siswa. Sehingga, dalam pelaksanaannya tidak hanya ngaji tapi siswa juga diajarkan dalam pembiasaan akhlak dan moral yang disampaikan sesuai agamanya.

"Enggak hanya ngaji Iqro', Al-Qur'an dan kitab suci lainnya. Tapi juga akhlak dan moral anak disampaikan di situ. Jadi anak didik diarahkan dalam hal-hal positif," pungkasnya.
Share:

Tujuan Memperingati Maulid Nabi Muhammad

Tujuan Memperingati Maulid Nabi Muhammad

Siswa siswi UPT SD Negeri Sumberjo memperingati Maulid Nabi Muhammad saw

 Maulid (hari kelahiran pada 571 M) Nabi Muhammad saw diperingati setiap bulan Rabiul Awwal yang umumnya diisi dengan zikir, shalawat, dan pembacaan buku rawi (buku sejarah kehidupan Nabi Muhammad saw). Bahkan, oleh sebagian orang seperti masyarakat Jakarta, maulid Nabi Muhammad saw diperingati sampai dua-tiga bulan setelah Rabiul Awwal. Maulid Nabi Muhammad saw diperingati dengan berbagai motif. Sebagian orang memperingatinya sebagai bentuk cinta kepada Rasulullah saw. tetapi sebagian lainnya memperingati maulid nabi sebagai bentuk syukur kepada Allah atas kelahiran nabi agung, yaitu manusia sempurna yang layak diteladani.

 وأما مجرد فعل البر وما ذكر معه من غير نية أصلا فإنه لا يكاد يتصور ولو تصور ولم يكن عبادة ولا ثواب فيه إذ لا عمل إلا بنية ولا نية هنا إلا الشكر لله تعالى على ولادة هذا النبي صلى الله عليه وسلم في هذا الشهر الشريف 

Artinya, “Perbuatan baik dan ibadah lainnya tanpa niat sama sekali hampir-hampir sulit dibayangkan. Kalau pun ya, maka ia tidak bernilai ibadah. Tidak ada pahala di dalamnya karena tidak ada amal tanpa niat. Sedangkan niat di sini (peringatan maulid) tidak lain adalah ekspresi syukur kepada Allah swt atas kelahiran Nabi Muhammad saw pada bulan mulia ini,”(As-Suyuthi, Husnul Maqshid fi Amalil Mawlid, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: tanpa tahun], halaman 62). 

Maulid nabi layak diperingati oleh umat Islam baik sebagai bentuk cinta rasul atau sebagai rasa syukur kepada Allah. Peringatan maulid nabi sebaiknya diisi dengan ibadah yang dapat mendekatkan diri kepada Allah sebagaimana isyarat Rasulullah saw terhadap sahabatnya perihal puasa hari Senin.

 ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ, وَبُعِثْتُ فِيهِ, أَوْ أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيهِ 

Artinya, “Itu (puasa Senin) hari aku dilahirkan, aku diutus, atau hari wahyu diturunkan kepadaku,” (HR Muslim).   

Baca juga: Hikmah di Balik Maulid Hari Senin Rabiul Awwal Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani, seperti dikutip As-Suyuthi, mengatakan bahwa peringatan maulid sebagai bentuk syukur kepada Allah dapat ditarik dari hadits Nabi Muhammad saw riwayat Bukhari dan Muslim perihal puasa Asyura (10 Muharram) yang dilakukan umat Yahudi. 

Ketika tiba di Madinah, Rasulullah saw menemukan Yahudi Madinah mengamalkan puasa Asyura. Ketika ditanya, mereka menjawab, “Ini (10 Muharram) adalah hari Allah menenggelamkan Firaun dan menyelamatkan Musa. Kami berpuasa hari ini sebagai bentuk syukur kepada Allah.” “Kami lebih layak memuasakannya daripada kalian,” jawab Rasulullah saw. 

Al-Asqalani menyimpulkan bahwa syukur kepada Allah dilakukan karena nikmat yang Allah berikan atau karena mudharat yang Allah hindarkan. Sedangkan kelahiran Nabi Muhammad saw (maulid) merupakan nikmat terbesar di alam raya ini.

 والشكر لله تعالى يحصل بأنواع العبادات كالسجود والصيام والصدقة والتلاوة وأي نعمة أعظم من النعمة ببروز هذا النبي صلى الله عليه وسلم الذي هو نبي الرحمة في ذلك اليوم 

Artinya, “Syukur kepada Allah swt terwujud dengan pelbagai jenis ibadah, misalnya sujud (shalat sunnah), puasa, sedekah, dan membaca Al-Qur’an. Adakah nikmat yang lebih besar pada hari ini dari kelahiran Nabi Muhammad saw, nabi kasih sayang,” (As-Suyuthi: 63).   

 

Masyarakat Indonesia memperingati maulid nabi dengan cara yang khas. Sebagai bentuk syukur kepada Allah, mereka memperingati maulid nabi dengan mengimpun kebaikan yang dapat mereka lakukan seperti zikir, shalawat, sedekah makanan, baca Al-Qur’an, pembacaan riwayat Nabi Muhammad saw, dan biasanya ceramah agama. Wallahu a’lam.   

Alhafiz Kurniawan, Redaktur Keislaman NU Online


Sumber: https://islam.nu.or.id/shalawat-wirid/tujuan-memperingati-maulid-nabi-muhammad-NOdzo

___
Download NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS)
Share:

Tiga Keutamaan Meyarakan Maulid Nabi Muhammad saw

Nabi Muhammad SAW adalah rahmat terbesar Allah SWT bagi umat Islam. Kedatangan Rasulullah membawa ajaran Islam yang sempurna, yang dapat membimbing kita ke jalan keselamatan. Oleh karena itu, merayakan Maulid Nabi SAW merupakan salah satu cara untuk mengungkapkan rasa bahagia kita atas rahmat terbesar Allah SWT ini.   

Lebih dari itu,  merayakan Maulid Nabi SAW merupakan salah satu wujud rasa syukur seorang umat atas kelahiran beliau. Ungkapan rasa syukur tersebut dapat diungkapkan rasa syukur kita dengan berbagai cara, seperti mengadakan majelis taklim, membaca Maulid Diba'i, bersedekah, memperbanyak shalawat dan lain sebagainya. 
Keluarga Besar UPT SD Negeri Sumberjo merayakan Maulid Nabi Muhammad saw


Untuk itu, menurut ulama, ada beberapa keutamaan merayakan Maulid Nabi. Pertama, orang yang merayakan maulid kelak akan dikumpulkan dengan para syuhada dan orang yang shalih di akhirat. Penjelasan ini dikatakan oleh Imam Yafi’i, sebagaimana dinukil dalam kitab I‘anatut Thalibin, juz III halaman 365, bahwa orang yang memperingati Maulid Nabi akan mendapatkan pahala yang besar, bahkan bisa sampai ke surga.

   وقال الامام اليافعي اليمنى: من جمع لمولد النبي (ص) إخوانا وهيأ طعاما وأخلى مكانا وعمل إحسانا وصار سببا لقراءة مولد الرسول بعثه الله يوم القيامة مع الصديقين والشهداء والصالحين ويكون في جنات النعيم. 

  

Artinya; Imam Yafi'i berkata, “Orang yang mengumpulkan saudara-saudara untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW, menyediakan makanan, menyediakan tempat, melakukan kebaikan, dan menjadi sebab dibacanya Maulid Nabi, maka Allah akan membangkitkannya di hari kiamat bersama orang-orang yang shalih dan berada di surga.”   

Penjelasan Imam Yafi'i –ulama besar yang hidup pada masanya-, menerangkan bahwa membaca Maulid Nabi Muhammad SAW adalah suatu amalan yang mulia. Siapa pun orang yang mengumpulkan manusia untuk membaca Maulid Nabi, disertai menyediakan makanan, menyediakan tempat, melakukan kebaikan, dan menjadi sebab dibacanya Maulid Nabi, maka Allah akan membangkitkannya di hari kiamat bersama orang-orang yang shalih dan berada di surga.   

Kedua, orang yang merayakan maulid Nabi akan kelak akan dianugerahkan surga dari Allah. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Sirri al-Saqati bahwa orang yang menuju ke tempat untuk membaca Maulid Nabi Muhammad SAW, dengan niat ikhlas dan kecintaan semata pada Nabi Muhammad, maka ia telah menuju ke taman surga. Baca Juga Ragam Catatan Sejarah Perihal Orang Pertama yang Memperingati Maulid

   وقال السري السقطي من قصد موضعا يقرأ فيه مولد النبي صلى الله عليه وسلم فقد قصد روضة من رياض الجنة لأنه ما قصد ذلك الموضع إلا لمحبة الرسول وقد قال عليه السلام من أحبني كان معي في الجنة 

Artinya; Sirri al-Saqati berkata, “Orang yang menuju ke tempat untuk membaca Maulid Nabi Muhammad SAW, maka ia telah menuju ke taman surga. Karena ia tidak menuju ke tempat itu kecuali karena cinta kepada Nabi. Dan Nabi SAW bersabda, “Barang siapa mencintaiku, maka ia akan bersamaku di surga.”  

Ketiga, mendapatkan ampunan dari siksa kubur dan meninggal dalam keadaan iman. Ulama sepakat bahwa Abu Lahab diringankan siksanya setiap hari Senin karena ia pernah bergembira dengan lahirnya Nabi Muhammad SAW. Hal ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitabnya Shahih al-Bukhari.    Bersumber dari riwayat Urwah bin Zubair, bahwa ketika Abu Lahab meninggal, ia didatangi oleh salah seorang keluarganya dalam mimpi dan ditanyai tentang keadaannya. Abu Lahab menjawab, “Aku diringankan siksaku setiap hari Senin karena aku pernah membebaskan budak wanita bernama Tsuwaibah yang telah menyusui Nabi Muhammad SAW.   

Hal ini menunjukkan bahwa kemuliaan Nabi Muhammad SAW sangatlah besar, sehingga bahkan orang yang tidak beriman kepadanya pun dapat merasakannya. Maka, bagaimanakah dengan seorang muslim yang sepanjang hidupnya bergembira dengan lahirnya Nabi Muhammad SAW dan wafat dalam keadaan Islam? Tentulah ia akan mendapatkan kemuliaan yang jauh lebih besar.

   ورحم الله القائل، وهو حافظ الشام شمس الدين محمد بن ناصر، حيث قال: إذا كان هذا كافرا جاء ذمه وتبت يداه في الجحيم مخلدا أتى أنه في يوم الإثنين دائما يخفف عنه للسرور بأحمد فما الظن بالعبد الذي كان عمره بأحمد مسرورا ومات موحدا. 

Artinya; Hafidz Syam Syekh Muhammad bin Nasr, beliau berkata: "Jika orang seperti Abu Lahab saja, yang jelas-jelas tercela dan kekal di neraka, setiap hari Senin diringankan siksanya karena ia bergembira dengan lahirnya Nabi Muhammad SAW, maka bagaimanakah dengan hamba yang sepanjang hidupnya bergembira dengan lahirnya Nabi Muhammad SAW dan wafat dalam keadaan Islam?”   

Dengan demikian, ini menunjukkan bahwa kemuliaan Nabi Muhammad SAW sangatlah besar, bahkan orang yang tidak beriman kepadanya pun dapat merasakannya. Maka, seorang muslim yang sepanjang hidupnya bergembira dengan lahirnya Nabi Muhammad SAW dan wafat dalam keadaan Islam, tentulah akan mendapatkan kemuliaan yang jauh lebih besar.   Zainuddin Lubis, pegiat kajian Tafsir, tinggal di CIputat


Sumber: https://islam.nu.or.id/tasawuf-akhlak/3-keutamaan-merayakan-maulid-nabi-2hI4x


Share:

Pages