Lomba Baris Berbaris 2024
Foto Bersama Sebelum Lomba Baris
WWW.SDNSUMBERJO.SCH.ID ~ Rabu pagi 21 Agustus 2024 siswa-siswi UPT SD Negeri Sumberjo mengikuti kegiatan Lomba Baris Berbaris Kecamatan Sutojayan dalam rangka memperingati HUT RI Ke 79.
Foto bersama setelah Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila pada hari Ahad, 1 Oktober 2023 di UPT SD Negeri Sumberjo.
Foto Bersama Guru-guru UPT SD Negeri Sumberjo Sutojayan Blitar.
Kepala UPT SD Negeri Sumberjo, Bapak Rudi Hartono, S.Pd saat membacakan teks naskah Proklamasi dalam Upacara Bendera.
Bapak Rudi Hartono, S.Pd saat Kepala UPT SD Negeri Sumberjo menyerahkan hadiah pemenang lomba pada acara Maulid Nabi Muhammad saw.
Bapak Rudi Hartono, S.Pd Kepala UPT SD Negeri Sumberjo Sutojayan Blitar.
Lomba Baris Berbaris 2024
Foto Bersama Sebelum Lomba Baris
WWW.SDNSUMBERJO.SCH.ID ~ Rabu pagi 21 Agustus 2024 siswa-siswi UPT SD Negeri Sumberjo mengikuti kegiatan Lomba Baris Berbaris Kecamatan Sutojayan dalam rangka memperingati HUT RI Ke 79.
Proktor dan Teknisi mendampingi pelansanaan gladi ANBK
Senin, 16 Oktober 2023 siswa-siswi kelas V UPT SD Negeri Sumberjo mengikuti kegiatan Gladi ANBK (Asasemen Nasional Berbasih Komputer). Kegiatan ini dilaksanakan oleh siswa-siswi kelas V setiap tahun. Kegiatan Gladi ANBK (Asasemen Nasional Berbasih Komputer) ini dilaksanakan di ruang laboratorium komputer UPT SD Negeri Sumberjo.
Gladi ANBK (Asasemen Nasional Berbasih Komputer) yang diikuti oleh siswa-siswi UPT SD Negeri Sumberjo ini terlaksana dengan lancar dan baik dengan didampingi oleh pengawas ANBK.
Untuk UPT SD Negeri Sumberjo bertugas sebagai pengawas adalah Bu Dwi, dan Bu Rahayu sebagai Proktor dan Pak Wahyu sebagi teknisi. Kepengawasan ANBK di Kecamatan Sutojayan dilaksanakan secara silang antar sekolah.
Bila dilihat dari catatan sejarah komputer, alat elektronik ini sudah berkembang hingga lima generasi sejak pertama kali diciptakan. Perkembangan tersebut tidak lepas dari pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Tetapi tahukah Kamu bahwa dulunya komputer difungsikan sebagai alat hitung saja? Lantas bagaimana komputer bisa berkembang seperti sekarang ini? Temukan jawabannya di sini!
Komputer merupakan perangkat elektronik yang digunakan untuk mengelola data berdasarkan perintah yang telah diprogramkan. Kata komputer sendiri berasal dari Bahasa Yunani computare yang berarti menghitung atau melakukan proses berhitung secara aritmetika.
Namun, sejalan dengan perkembangannya, komputer tidak hanya dipakai untuk berhitung saja tapi juga mengolah data lain dalam bentuk teks, suara, gambar, maupun video. Ia juga dapat menyimpan dan memanipulasi data sesuai keperluan pengguna.
Dalam buku berjudul Fundamental Hardware dan Jaringan Komputer karya Cecep Kurnia Sastradipraja, komputer pertama kali ditemukan oleh seorang matematikawan asal Inggris bernama Charles Babbage.
Itu sebabnya dalam sejarah komputer Babbage tercatat sebagai bapak komputer karena ia mampu menerapkan ide tentang pemrograman alat tersebut.
Berdasarkan sejarahnya, era komputer terbagi menjadi dua, yaitu era sebelum tahun 1940 dan era sesudah tahun 1940. Sebelum tahun 1940, komputer hanya difungsikan sebagai alat hitung atau kalkulator. Cikal bakal dari alat ini adalah abacus yang sudah ada sejak 5000 tahun lalu di Mesir.
Setelah tahun 1940, lahirlah komputer generasi pertama kemudian berlanjut hingga generasi kelima. Lebih jelasnya, simak penjelasan berikut!
Era ini dimulai dari tahun 1942-1959. Perang Dunia II menjadi pemicu terciptanya komputer generasi pertama. Berawal dari Jerman yang membuat komputer Z3 untuk merancang peluru kendali dan pesawat terbang.
Kemudian insinyur Harvard bernama Howard H. Aiken bekerjasama dengan IBM memproduksi kalkulator elektronik untuk US Navy. Kalkulator itu berukuran setengah lapangan bola dengan panjang kabel mencapai 500 mil.
Di lain pihak, pemerintah Amerika Serikat menciptakan Electronic Numerical Integrator And Computer (ENIAC). Komputer ini terdiri dari 70.000 resistor, 18.000 tabung vakum, dan 5 juta titik solder. Lalu di tahun 1945 tim University of Pennsylvania merancang Discrete Variable Automatic Computer (EDVAC).
Sementara itu, di tahun 1951, Remington Rand menciptakan Universal Automatic Computer I (UNIVAC I). Ini menjadi komputer komersial pertama yang menerapkan model Neumann.
Beranjak ke tahun 1960-an, dimulailah perkembangan komputer generasi kedua. Alat tersebut menggunakan transistor sebagai pengganti tube vakum sehingga ukurannya lebih kecil dari komputer generasi pertama.
Di era ini, komputer sudah menerapkan memori inti magnetik yang digunakan untuk menyimpan dan memproses data lebih cepat. Contoh dari komputer generasi kedua adalah DEC, LARC, Stretch, PDP-8, IBM 1401, IBM 7090, dan IBM 7094. Jenis-jenis tersebut mulai banyak digunakan untuk kepentingan bisnis perusahaan.
Sekitar tahun 1965 - 1971, komputer generasi ketiga mulai berkembang dengan software dan hardware yang lebih baik lagi.
Berkat penemuan Integrated Circuit (IC), ukuran komputer pun semakin kecil dengan performa yang lebih baik lagi. IC sendiri ditemukan pada tahun 1958 oleh seorang insinyur asal Texas bernama Jack Kilby.
Komputer generasi ini muncul di tahun 1980-an tentunya dengan teknologi yang semakin maju dari segi penyimpanan, kecepatan, software, dan hardware. Di tahun tersebut juga komponen-komponen komputer makin banyak dijual.
Generasi keempat mengusung komponen Very Large Scale IC (VLSI). Contoh produknya yaitu Intel Pentium I, Pentium II, Celeron, Core i3, i5, i7, Ivy Bridge, Athlon, dan AMD K6.
Software pun sudah semakin banyak digunakan, seperti spreadsheet dan word. Di era ini juga komputer dalam bentuk video game muncul, salah satunya Atari 2600.
Merupakan komputer yang Kamu sering gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Ukurannya pun semakin kecil dan praktis di bawa ke mana-mana. Dari segi software lebih beragam sehingga dapat menunjang kebutuhan penggunanya.
Bentuk komputer generasi kelima sangatlah bervariasi, mulai dari jam tangan hingga smartphone. Mungkin di masa mendatang akan muncul komputer generasi keenam dengan teknologi yang lebih mutakhir lagi.
Talkshow Transformasi Perpustakaan dan Arsip Respon Digitalisasi dan AI tahun 2023 bersama Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Blitar.
Kegiatan inui dilaksanakan secara daring melalui zoom meeting dan diikuti oleh seluruh instansi pemerintahan di Kabupaten Blitar.
Berikut tayangan zoom meeting Talkshow
Siswa SMA Negeri 9 Kota Bandung, Jawa Barat, menggunakan tablet yang dipinjamkan sekolah, Senin (31/8/2020).
JAKARTA, KOMPAS — Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) menyerukan penggunaan teknologi yang tepat dalam pendidikan. Setiap negara perlu menetapkan ketentuan penggunaannya. Meski menghasilkan berbagai kemudahan, teknologi pendidikan tidak untuk menggantikan interaksi guru dan siswa dalam pembelajaran.
Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay menyebutkan, revolusi digital memiliki potensi yang tidak terukur. Namun, perhatian yang sama harus diberikan pada cara pemakaiannya dalam pendidikan.
”Penggunaannya harus untuk meningkatkan pengalaman belajar serta untuk kebaikan siswa dan guru, bukan merugikan mereka. Utamakan kebutuhan siswa dan dukungan guru. Koneksi online bukanlah pengganti interaksi manusia,” ujarnya dilansir dari laman resmi UNESCO, Senin (31/7/2023).
Penggunaan teknologi dapat meningkatkan beberapa jenis pembelajaran dalam sejumlah konteks. Namun, laporan Global Education Monitoring (GEM) 2023 menyebutkan, manfaat pembelajaran akan hilang jika teknologi digunakan secara berlebihan atau tanpa adanya guru berkualitas.
Baca juga: Gunakan Teknologi Pendidikan Sesuai Kebutuhan Pembelajaran
Membagikan komputer kepada siswa, misalnya, tidak meningkatkan pembelajaran tanpa keterlibatan guru dalam pengalaman pedagogis. Pemakaian ponsel cerdas di sekolah juga lebih banyak mengganggu pembelajaran.
Direktur GEM Manos Antoninis menuturkan, semua pihak perlu belajar tentang kesalahan penggunaan teknologi pada masa lalu agar tidak mengulanginya di masa depan. ”Kita perlu mengajari anak-anak untuk hidup dengan dan tanpa teknologi. Mengambil apa yang mereka butuhkan dari banyaknya informasi, tetapi mengabaikan apa yang tidak perlu. Membiarkan teknologi mendukung, tetapi tidak pernah menggantikan interaksi manusia dalam pengajaran dan pembelajaran,” jelasnya.
Membagikan komputer kepada siswa, misalnya, tidak meningkatkan pembelajaran tanpa keterlibatan guru dalam pengalaman pedagogis. Pemakaian ponsel cerdas di sekolah juga lebih banyak mengganggu pembelajaran.
Ketimpangan pembelajaran di antara siswa melebar saat pembelajaran dilakukan secara eksklusif dari jarak jauh. Selain itu, mayoritas repositori daring pendidikan dibuat di Eropa dan Amerika Utara.
Peralihan pembelajaran daring selama pandemi Covid-19 berdampak terhadap siswa di seluruh dunia. Hampir 500 juta anak, sebagian besar dari keluarga miskin, terkendala mengikuti pembelajaran jarak jauh karena keterbatasan peralatan dan fasilitas.
Kondisi ini menegaskan hak atas pendidikan semakin identik dengan hak atas konektivitas. Namun, masih banyak sekolah yang tidak memiliki listrik dan sulit mengakses internet.
Peralihan ke pembelajaran digital akan menjadi tantangan bagi negara berpenghasilan rendah. Sebab, penyediaan perangkat teknologi dan berbagai fasilitas membutuhkan dana besar.
Selain itu, laju perubahan yang cepat memberi tekanan pada sistem pendidikan untuk beradaptasi. Literasi digital dan pemikiran kritis semakin penting, terutama dengan pertumbuhan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Guru pun membutuhkan pelatihan yang sesuai. Negara harus memiliki standar untuk mengembangkan keterampilan pendidik dalam teknologi informasi dan komunikasi.
Baca juga: UNESCO Menyerukan Transformasi Pendidikan di Asia Tenggara
Sebelumnya, peneliti Kelompok Riset Pemuda, Modal Manusia, dan Masa Depan Pekerjaan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Norman Luther Aruan, mengatakan, teknologi merupakan alat, bukan tujuan dari pendidikan. Berdasarkan hasil beberapa studi, penggunaan teknologi sepenuhnya tanpa melibatkan manusia tidak berdampak positif terhadap peningkatan pembelajaran selama pandemi.
Konsep pembelajaran campuran dengan memadukan peran guru dan teknologi masih dianggap yang paling efektif. ”Jadi, dalam prospek ke depan, kita tidak bisa terlalu senang atau bersandar terlalu berat pada penggunaan teknologi yang begitu masif. Peran guru tetap penting,” katanya.